RI masih Jajaki Beli Kapal Selam
Penulis : Amahl Sharif Azwar
Kamis, 02 Juni 2011 14:48 WIB
Kapala selam milik TNI AL--ANTARA/Eric Ireng/rj
"Pembelian kapal selam masih dijajaki. Belum diputuskan spesifikasi kapal itu dari negara mana. Kami masih menunggu hasil kajian dari TNI AL," ujar Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Marsekal Muda Bonggas S Silaen yang ditemui di kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu (1/6).
Bonggas menambahkan beberapa negara produsen kapal yang ada saat ini antara lain Belanda, Rusia, dan Jerman. Adapun perakitan dua unit kapal perusak rudal saat ini tengah masuk ke dalam proses negosiasi dengan pihak pabrik. Meski begitu, pihak Kemenhan belum mau membuka negara produsen kapal selam itu.
Dalam wawancara khusus dengan Media Indonesia, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno mengatakan pembelian kapal selam masih berada dalam proses. Tim evalusi pengadaan dari Pemerintah masih menjajaki pembelian tersebut. Kasal mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir atas rencana 'Negeri Jiran' itu.
"Sebetulnya rencana pembelian dua kapal selam sudah dari 2004, tapi karena tertunda-tunda, baru tahun ini. Saya kan dulu orang kapal selam, saya dianggap ahlinya. Mudah-mudahan tahun ini terealisasi," ujar Kasal Laksamana TNI Soeparno.
Secara terpisah, pakar pertahanan Universitas Indonesia Andi Widjajanto mengatakan Indonesia harus merealisasikan pembelian empat kapal selam itu. Selain itu, Pemerintah juga harus mendesak Malaysia untuk tidak melakukan gelaran kapal selam di perbatasan yang memprovokasi.
Menurut dia, perencanaan strategis (renstra) Malaysia pada tahap kedua yang mencakup gelaran kekuatan maritim memang berpusat di Kalimantan Utara. Hampir bisa dipastikan kapal selam itu akan beroperasi di perairan Filipina, Laut China Selatan, Laut Sulawesi, dan blok Ambalat.
"Daerah itu ideal untuk menggelar kapal selam karena itu laut dalam. Hampir bisa dipastikan, 90%, manuver-manuver itu akan ada juga di blok Ambalat," ucap Andi. (SZ/X-12)
RI Gelar Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN
Perompakan dan lalu lintas imigran gelap merupakan sejumlah isu utama di Asia Tenggara
Kamis, 19 Mei 2011, 10:33 WIB
Denny Armandhanu Menhan Purnomo Yusgiantoro (tengah) bersama para koleganya se-ASEAN (AP Photo/Achmad Ibrahim)
VIVAnews - Para menteri pertahanan se-ASEAN hari ini bertemu di Jakarta untuk merumuskan kerja sama keamanan untuk menanggulangi tantangan yang dialami Asia Tenggara. Beberapa isu besar yang tengah dihadapi kawasan ini adalah perompakan dan lalu lintas imigran gelap.
Pertemuan ASEAN Defence Ministerial Meeting (ADMM) itu juga akan merumuskan langkah dalam mewujudkan salah satu pilar ASEAN demi terwujudnya komunitas ASEAN 2015.
Membuka ADMM, Menteri Pertahanan Indonesia, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan bahwa pertemuan mereka kali ini untuk "Memperkuat Kerja sama Pertahanan di ASEAN dan Komunitas Global untuk Menghadapi Tantangan Baru."
Menurut dia, ini adalah cerminan dari semakin banyaknya tantangan yang dihadapi oleh masyarakat internasional.
"Tema ini terinspirasi dari dinamika lingkungan strategis baik global maupun regional yang menghadirkan tantangan yang cukup kompleks, sekaligus peluang yang cukup menjanjikan," ujar Purnomo.
Di antara berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat internasional pada saat ini, ujar Purnomo, adalah perompakan, imigran gelap, perubahan iklim, keamanan energi, pangan dan air dan kelangkaan sumber daya alam. "Semuanya dapat berimplikasi terhadap pertahanan yang di masa mendatang diperkirakan akan meningkat intensitasnya," ujar Purnomo.
Forum ADMM kali ini, jelas Purnomo, akan mengetengahkan upaya ASEAN dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, serta mengantisipasi solusi dengan cara meningkatkan kerja sama di kawasan. ADMM juga adalah forum yang berfungsi untuk mendukung terciptanya komunitas ASEAN 2015 dengan pencapaian pada salah satu dari tiga pilar, yaitu politik dan keamanan.
"Peningkatan kerjasama dalam bidang pertahanan harus juga ikut mendorong terbentuknya ASEAN sebagai organisasi yang people centered, people oriented dan people to people contact," ujarnya.
ADMM merupakan acara puncak menteri pertahanan ASEAN yang berlangsung selama sepekan ini. Pertemuan ini dihadiri oleh menteri-menteri pertahanan ASEAN atau perwakilannya dan beberapa delegasi negara kawasan.


0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda